Keheningan Malam

Hari ini aku berjalan menuju ke arah terangnya rembulan, di pelosok jalan setapak gelap dan sunyi, dan hanya bulan lah yang menjadi penerangku. Batere HP ku habis ketika aku baru saja selese menelpon seseorang. Disepanjang jalan aku mendengar berbagai bunyi binatang malam. Ada yang berteriak.
"Kuuurrr... Kuuuurrr.." Itu suara burung hantu, Lalu ada juga.
"Kriiieekk.. kriieeek.." Suara jangkrik. Lalu ada lagi.
"Tokkekkk... Tokkekkk.." Suara dari tokek, dan Ada juga.
"Satteeee... Satteeee.." Suara penjual sate.

Mendengar teriakan itu, aku berhenti sejenak. Dan memanggil tukang sate itu.
"Maanggg!! Satte mang!!".
Lalu kemudian tukang sate itu menghampiriku. Tapi dua meter setelah ada dihadapanku, aku kemudian terhenyak melihat apa yang yang menghampiriku. Seakan semua menjadi hening, dimana jika ini adalah adegan sebuah film, maka mungkin ini saatnya akan keluar suara-suara seperti. "Jeng.. Jeng.." atau "Eng.. ing.. eng.." atau mungkin suara nyanyian dangdut tarlingan dari kampung sebelah, lagu "Cinta satu malam"-nya Melinda.

Sampai tepat betul-betul ada dihadapanku, sosok yang tadi aku panggil kini menampakkan jelas wajahnya. Dan ketika aku terpana melihatnya aku tiba-tiba kaget, aku bilang. "HAAAHHH!!! APPAAA!!?" maka lagi-lagi lagu cinta satu malam masih berdendang dari kampung sebelah, menambah keruh dan merinding suasana malam itu. Aku melanjutkan teriakan keherananku melihat apa yang ada didepanku, aku berteriak.
"HAAAHHHH!! APPPAAA!? SATE CAK WAHYU SATU PORSI SEPULUH RIBU!? KENAPA MAHAL SEKALI CAK!?"   

Dan dijawab oleh suara dari sosok itu, dia mengatakan dengan dialek madura-nya. "Emang segini dek!! Sekarang harga tusuk sate melambung tinggi, seiring pertumbuhan dollar, makkanya dek, kami tukang sate naikin harga.."

Aku masih melampiaskan keherananku mengikuti dialek madura yang dilakukan tukang sate tersebut, "Tapi mahal sekali cak!? Diskonlah.."
Sama cak Wahyu, nama si tukang sate, dia bilang. "Yasudahlah, buat kau aku kasih diskon delapan ribbu aja yah, harga langganan.."
Tapi sebelum aku berterima kasih kepada cak Wahyu aku bilang, "Tappi delapan ribbunya utang dulu yah, Cak. Lagi bokek aku nih"
Cak Wahyu bilang. "Aiih.. Kau ini dari kemarin selalu heran harga satte naik, dikasi diskon suddah, dikasi utang suddah, dikasi tamparran kau belum yah!! Mau dittampar!?"
"Aiss.. Cuma becanda aja cak, yaudah, saya beli setengah porsi aja yah cak, jadi empat ribbu aja yah!?"
"Yasudahlah, ndak appa-apa, yang penting ndak uttang yah."
tapi saya bilang lagi, "Emang ga uttang cak, tapi saya bayar dua ribbu saja dulu yah, besok dua ribbu lagi."
Sama cak Wahyu yang sabar, "Aiisss kau ini selalu saja. Yasudahlah tak usah kau belli-belli satte lagi sama aku."
Cak Wahyu pun berlalu dengan bersungut-sungut, meninggalkan aku sendiri yang tidak jadi membeli sate miliknya.

Aku melanjutkan kembali perjalananku dijalan setapak itu, aku kini berada di bantaran sungai dekat tempat tinggalku, desiran suara air makin mengisi keheningan bisu malam itu. Tiba-tiba saja aku berhenti ketika melihat sebuah bayangan didepanku. Aku kini merinding, aku berusaha berjalan agak cepat. Namun bayangan itu masih mengejarku, aku berlari ia ikut berlari, aku jongkok dia ikut jongkok. Namun belum habis rasa penasaranku dengan bayangan tersebut, sebuah suara kembali mengagetkanku. Suara itu berbisik pelan.
"Hei.."
Tapi aku langsung melompat dan berteriak, "UWWAAAAA!!!"
tapi pemilik suara tadi juga ikut berteriak, "UWWAAAAA JUGAA!!"
Aku langsung ngomong, "Cak Wahyu, kenapa ngagetin aja!?"
"Sampean yang ngagetin saya, pakek tereak-tereak segala.."
"Cak datang tibba-tiba dibelakang saya, ada apa cak!?"
"Ini aku lupa, sampean kan masih utang dua ribbu kemaren, mana dua ribbu tadi, bayar utangmu."
"Aiihh.. Cak Wahyu ini ngagetin cuma demi uang dua ribbu. Halaaahhh.."
"Cepet sedikit, mana dua ribbunya."
"Ini cak.. " Aku akhirnya memberikan dua ribbu yang dia minta.
Lalu kemudian Cak Wahyu kembali pergi.

Kini aku sudah hampir seratus meter lagi sampai di depan kosanku. Namun kali ini aku kembali dikagetkan oleh PAGAR KOSAN YANG TERKUNCIIII!!!. Haaahh!! Aku tidak habis pikir bahwa Ibu kost menutup pagar lebih cepat dari biasanya, Aku panik, kunci gembok pagar milikku tidak aku bawa, dan HP untuk menghubungi teman kosan juga tidak menyala. Kini pilihan satu-satunya adalah dengan cara melompat pagar. Namun ketika mau melompat pagar lagi-lagi.
"AAAAAAA!!!"
Dan kemudian ada lagi suara yang juga ikut berteriak, "AAAAA!! JUGAAA"
"Cak wahyu kenapa cak masih ada disini!? Bikin kaget aja."
"Sampean yang suka bikin kaget tereak-tereak. Ini udah malam loh. Lagipula sampean kenapa pake lompat pagar segala!?"
"Aiihh.. Cak Wahyu ini. Aku ini dikunciin sama ibu kos cak, aku ndak bawa kuncinya."
"Oooh.. Terkunci"
"IYYYAAAAA!!! Yaudah sana, saya mau masuk."
"Tapi bay de way sampean mau beli satte ndak!?"
"Ngutang boleh ndak!?"
"Aisss.. mmoh aku, yaudah ndak jadi aku tawarin ke sampean, kalo ternyata mau utang."
"Yaudah, yaudah aku masuk dulu cak. Hati-hati dijalan"
"Iyah, kau juga. Klo sampe didalam tanya anak kost, ada yang mau beli satte nda!?"
"Alaaahh.. udahlah cak.. udah pada tidur. Besok aja"
"Yauddah.. Dah ya..."
"Iyah.. Daa.."
Cak Wahyu pun pergi berlalu meninggalkan sisa-sisa keheningan malam di depan kosan, dan akhirnya aku juga masuk kos dengan selamat.

0 comments:

Posting Komentar

Kalo sudah baca. Jangan Lupa tinggalin komentar yah!!