Romansa Debur Ombak [2]

Sambil menyeruput masing-masing minuman kami, kami masih saja terdiam satu sama lain. Tidak ada kata yang dapat keluar dari mulut kami. Mata kami fokus memandang laut hitam yang gelap, walau terkadang juga sesekali menengok ke langit melihat cahaya rembulan, dan gemintang. Sebuah kapal nelayan melintas dekat posisi kami. Ia baru saja pulang melaut malam itu. Rasa peluh dan bau air garam melekat dikulitnya. Dua orang nelayan mengangkat beberapa box oranye yang berisi ikan hasil tangkapan. Kami menatap khusyu kerjasama kedua nelayan itu. Salah seorang yang lainnya yang masih berada dikapal merapikan jala jaring-jaring pancingnya. Dia memeriksa segala sesuatu yang ada di dek, dan mempersiapkannya juga untuk dikeluarkan oleh kedua orang temannya tadi. Saat semua barang dari kapal sudah diangkat menuju daratan, kini kapal itu kosong, dan nelayan terakhir menyapa kami dengan sambutan hangat. "Permisi dek!!"

"Iyah pak.." Kami menjawab serempak.
Lalu aku menambahkan sapaan juga kepada nelayan tadi. "Hari ini tangkapannya banyak yah pak!"
"Alhamdulillah.. Sesuatu.." Jawab bapak itu dengan ala Syahrini, sambil tersenyum.
"Yaudah, mari dek." Lagi-lagi bapak nelayan itu mohon pamit.
"Iyah pak, salam buat ikan-ikan yang udah ditangkap yah" Kataku dengan sambutan terakhir.
Lalu bapak nelayan itu pun hanya tersenyum sambil berlalu, betapa ramahnya bangsaku.
Setelah sosok bapak tadi sudah hilang, kami langsung saling menengok satu sama lain, aku dan wanita tadi. Lalu bicara hampir bersamaan.
"Kamu sendirian aja kesi..ni". Wanita itu tersenyum lebar ketika kalimat yang kami ucapkan hampir bersamaan.
"Loh.. kok bisa bareng..ngan". Lagi-lagi kami mengucapkan kalimat kedua bersamaan. Lalu kami pun tertawa.
"Yaudah kamu duluan yang... ngo..mong..". Ini kali ketiga, kami lagi-lagi mengucapkan kalimat bersamaan. Lalu kami tertawa
"Ngga.. ah.. kamu aja.. du..lu..an". Keempat kalinya lagi-lagi kami berbicara berbarengan. Ha-ha ha-ha.. Cuma aku yang ketawa. Dia biasa aja. ^*&&(*%!!?
"Iyah.." Akhirnya dia membuka suara, kali ini aku ga ikut bersuara. "Iyah, sendirian aja, aku bete dirumah. Lagi cari penyegaran. Makanya aku ke pantai". Sambungnya. "Kalo kamu gimana"
"Iyah aku juga sendiri". Jawabku. "Aku lagi kangen pantai aja! sepertinya menarik ketika aku datang ke pantai lalu aku mencari inspirasi"
"Hmmm.. Emang inspirasi apa!?". Katanya.
"Inspirasi apa aja.. ide itu tidak mentok pada satu hal. Dia bisa berkembang pada hal-hal yang lain."
"Emmm.. Menarik."
"Kalo kamu gimana!?"
"Aku cuma, sekedar jalan-jalan.. Mencari angin segar.". Dia menjawab seperti itu, sambil dia membuka kedua tangannya melebar, mendongakkan kepalanya, dan menutup matanya hening dan khusyu. Lalu menghirup udara laut yang segar, sampai seekor nyamuk masuk ke lobang idungnya. "Ohookk.. Ohookk.."
"Kenapa!?". Kataku
"Nyamuk.. Masuk lewat lobang idung.."
"..."
"Sekarang udah di tenggorokan.. telan aja ahh!!"
"...". Aku diam saja.

~ Glek.. Oh God.. dia benar-benar menelannya.

Tidak lama kemudian seorang pengamen datang membawa gitarnya, dan mendengdangkan sebuah lagu diantara kami. Dia menyanyikan lagu terbaru Sammy Simorangkir. Sedang Apa Dan Dimana. Ketika satu lagu selesai, aku mengeluarkan uang ribuan dari sakuku. Lalu tiba-tiba wanita tadi. Mengatakan sesuatu ke pengamen tersebut.

"Kamu bisa mainin petikan gitar lagunya Raisa!?". Tanya wanita tadi.
"Raisa.. lagunya yang mana tuh!?"
"Yang.. Sedang apaaa.. dan dimanaaa.. dirimu yang dulu kucinta.."
"Loh.. itukan tadi lagunya Sammy Simorangkir, baru aja saya nyanyiin..". Kata pengamen tersebut.
"Oiyah.. Lupa.."
"...". Pengamen itu diam.
"Ngga.. ngga.. lagunya yang kayak gini nih..". Lalu wanita itu membenarkan duduknya. Kemudian ia menyanyikan sepenggal lagu dari penyanyi yang ia sebut tadi. "Sekarang aku tersadar, cinta yang kutunggu tak kunjung datang. Apalah arti aku menunggu bila kamu. Tak cinta.. Lagi.."
"...". Pengamen itu diam. Dia mencoba mencari nada yang tepat dengan lagu yang dinyanyikan wanita tadi. Dan jujur, ternyata suara wanita itu merdu.
"Gimana!? Bisa ga?"
"Iyah.. bisa..". Jawab pengamen itu tegas.

Lalu dimainkanlah lagu itu dengan petikan gitar sang pengamen. Aku hanya diam dan hanyut mendengar dua kolaborasi sang pengamen dan wanita. Cukuplah aku bergumam memberi apresiasi untuk keduanya. "Luar biasa". Sambil bertepuk tangan sederhana untuk mereka.

Sukses dengan penampilan pertamanya. Wanita itu meminta lagu yang kedua kepada si pengamen. Kali ini lagu Lala Karmela yang Satu Jam Saja. Untuk kedua kalinya aku terpesona dengan kolaborasi mereka. Sepertinya wanita itu menemukan hasratnya malam itu. Dia ingin bernyanyi, dan sang pengamen mampu menawarkan petikan gitarnya. Ketika lagu ketiga akan dimainkan, aku berpikir lebih baik aku pergi dan membiarkan wanita itu larut dengan alunan lagu yang ia nyanyikan. Aku memasukkan beberapa lembar uang ke saku pengamen ketika sang wanita masih asik bernnyanyi ditengah lagunya. Lalu sambil berbisik pada pengamen tersebut, aku cuma mengatakan. "Temani dia disetiap lagu yang ingin ia nyanyikan".
"Terima kasih.." Kata pengamen tersebut.

Aku tersenyum kepada pengamen itu, lalu aku berjalan pergi meninggalkan heningnya malam memasukkan kedua tanganku ke saku celanaku, dan meninggalkan dua orang yang baru kutemui hari itu yang sedang larut dalam alunan lagu dan nada, dibelakangku. Lalu kusapa pantai untuk akhir pertemuanku malam itu dengannya, aku mengucapkan. "Sampai jumpa lagi deru ombak malam hari. Suatu saat aku akan kembali lagi"




~ Tamat

0 comments:

Posting Komentar

Kalo sudah baca. Jangan Lupa tinggalin komentar yah!!