Romansa Debur Ombak [1]

Kata orang cinta itu buta, tapi aku harap itu tidak terjadi padaku. Karena jika cintaku buta, aku takkan mampu memandang semua keindahan yang dimiliki pasanganku.

Dalam kepalaku ada gambaran sosok ideal seorang wanita yang akan membuatku jatuh cinta berkali-kali padanya andai saja aku benar-benar memiliki dirinya. Wanita yang hadir didalam idealismeku ialah seorang wanita yang anggun, cerdas, dan santun, memiliki rasa simpati yang tinggi pada sesama, pandai dalam bertindak disaat-saat tak terduga. Wataknya lembut, halus, dan bijaksana. Pada dirinya ada banyak hal yang mempesona. Rasa canda yang sopan, memiliki wibawa sebagai seorang wanita, serta  pandai mengapresiasikan seni, lagu dan nada. Dalam kategori artis, aku mengumpamakannya sebagai Lala Karmela dan Raisa.

Berbicara soal Raisa, Aku selalu tersentuh mendengar lagu Raisa yang:
"Sekarang aku tersadar, cinta yang kutunggu tak kunjung datang. Apalah arti aku menunggu.. Bila kamu.. Tak cinta lagi.."
Sebuah bait yang menyentuh jiwa.

Dulu aku mengenal seseorang yang memiliki sosok ideal seperti itu. Tapi hubungan komunikasi terputus dan entah apa kabarnya ia gerangan. Tapi kali ini aku tidak ingin bercerita tentang dia yang kukenal. Cerita kali ini tentang suatu malam cerah.

~

Aku sedang duduk manis disebuah pantai malam itu. Merasakan desiran ombak ditelingaku, membiarkan angin malam menerpaku dan akhirnya, besoknya aku masuk angin karena lupa membawa baju hangatku.
Beberapa hari kemudian aku datang lagi ke pantai tersebut, kali ini aku tidak lupa membawa jaket agar kebodohanku tidak terjadi dua kali. "Malam tampak cerah hari ini". Ucapku dengan suara rendah. Namun sepertinya seseorang mendengar suaraku. Dan dia membalas ucapanku.

"Yup.. Bintang bersinar tanpa ada awan yang menghalangi, sepertinya awan ingin memberi kesempatan kepada langit untuk menunjukkan kemilau bintangnya. Kamu lihat disana!? Itu cahaya yang tak berkedip. Itu Venus." Kalimat-kalimat itu datang dari seorang wanita yang baru saja datang dan duduk beberapa jarak dari tempatku.

Aku menoleh kepadanya ketika dia menarik kembali tangannya setelah menunjuk objek yang indah tadi. Sepertinya dia tersadar, ketika aku menatapnya. Lalu diapun menatap balik dan melemparkan sebuah senyuman manis sebagai sapaan perkenalan malam itu.

Aku tidak lama berdiam setelah dia berbicara. Aku mencoba merespon salam perkenalannya malam itu. Aku juga ikut menunjuk suatu objek. Aku mengatakan. "Kau lihat sesuatu yang disana!?"

"..." dia diam sejenak sebelum melanjutkan apa yang ingin ia katakan. "maksudmu, warung kopi itu!?"
"Yup.. itu warung kopi!! kamu mau kopi hangat!? malam ini dingin, air yang hangat akan cukup menghangatkan tubuh juga..". Aku menjawab sambil menawarkan sesuatu padanya.
"Emmm.. Boleh juga.. Aku pesan Cappucino satu yah! Pake Cendol..!!"
"Hehhh..!?"
"Hahahaha.. Becanda, yaudah bawain cappucino satu yah!!"
"Oke tunggu disini yah!!"

Aku akhirnya berjalan ke arah warung kopi yang berjarak beberapa langkah dari tempatku tadi. Aku memesan dua minuman hangat malam itu. Satu cappucino dan satu lagi cendol panas.
Kemudian aku kembali duduk bersila disebelah wanita yang tadi. Kami saling diam satu sama lain. Membiarkan diri kami merasakan alunan hantaman gelombang pasang air laut, malam itu. Sampai sebuah suara nyaring klakson kapal berbunyi panjang di telinga kami.
~ Tuuuuuutttt..

Lalu kami kembali tersadar dengan lamunan kami masing-masing. Pantai yang aku datangi memang lumayan dekat dengan pelabuhan, jadi tak heran jika suara itu mampu terdengar ditelinga kami. Tidak lama berselang kemudian. Seseorang membawa pesanan kami.

"Ini pesanannya."
"Oiyah.. Terima kasih." Kataku.
"Cendol panasnya habis mas.."
"Loh!! terus yang satu lagi ini apa?"
"Itu cendol yang udah ga panas mas, mari selamat menikmati"
"Hehhh..!?"
"Loh kamu pesan cendol panas!?" Kata wanita itu.
"Hehehehe.. ngga, tadi cuma becanda aja sama penjualnya"
"Tapi.. Yang kamu pegang itu kan emang cendol"
"Oh iya yah.. Waduh.. bentar yah!!"
"Loh kamu mau kemana!?"
"Mau minta santan sama gula merahnya. Belum dikasi nih.." Aku berteriak kecil sambil tetap berjalan ke arah warung kopi tadi.

Tidak lama berselang kemudian, aku kembali lagi ke sisi pantai tempatku bersama wanita tadi.


* Bersambung ke Romansa Debur Ombak [2]

0 comments:

Posting Komentar

Kalo sudah baca. Jangan Lupa tinggalin komentar yah!!